Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi, adalah salah satu tempat suci terpenting dalam Islam. Di antara berbagai elemen arsitektur yang megah, mihrab masjid nabawi memiliki makna spiritual yang sangat signifikan. Artikel ini akan membahas sejarah mihrab, jenis-jenisnya, serta peran pentingnya dalam ritual shalat di Masjid Nabawi.
Sejarah Pembangunan Mihrab
Mihrab pertama kali dibangun pada tahun 708 Masehi oleh Umar bin Abdul Aziz saat melakukan renovasi besar-besaran di Masjid Nabawi. Pada awalnya, masjid ini hanya memiliki ukuran 30 x 35 meter dan didirikan oleh Nabi Muhammad SAW setelah hijrah ke Madinah pada tahun 622 M. Dengan adanya renovasi yang dilakukan oleh Umar bin Abdul Aziz, mihrab mulai dibangun untuk menandai arah kiblat dan meningkatkan pelaksanaan shalat berjemaah.
Jenis-Jenis Mihrab di Masjid Nabawi
Saat ini, terdapat enam mihrab yang terintegrasi dalam desain Masjid Nabawi. Berikut adalah beberapa jenis mihrab yang paling terkenal:
1. Mihrab Nabawi: Terletak di timur mimbar dan merupakan tempat pertama kali digunakan oleh Nabi Muhammad SAW saat memimpin salat. Mihrab ini masih digunakan oleh imam Masjid Nabawi hingga sekarang.
2. Mihrab Usmani: Dinamai demikian karena Khalifah Utsman bin Affan RA pernah mengimami shalat di sini. Mihrab ini juga direnovasi oleh Sultan Qaytbai pada tahun 888 H.
3. Mihrab Hanafi/Sulemani: Aslinya dikenal sebagai Mihrab Hanafi, kini lebih dikenal sebagai Mihrab Sulaimani. Dibangun oleh Togan Syekh setelah tahun 860 H dan dihiasi dengan marmer putih dan hitam oleh Sulaiman I dari Ottoman pada tahun 938 H.
4. Mihrab Tahajjud: Terletak di belakang bekas kamar Fatimah Az-Zahra dan merupakan tempat favorit Nabi Muhammad SAW untuk melaksanakan shalat tahajud.
5. Mihrab Fatimah: Berada di samping mihrab tahajjud dan merupakan tempat istirahat favorit Fatimah Az-Zahra.
6. Mihrab Tarawih: Digunakan oleh Imam Madinah saat memimpin shalat tarawih.
Makna Spiritual Mihrab
Mihrab bukan hanya sekadar penanda arah kiblat; ia memiliki makna filosofis yang mendalam dalam Islam. Kata “mihrab” berasal dari kata Arab “huruba,” yang berarti perjuangan melawan nafsu dan syetan. Tempat ini dianggap sebagai ruang privasi bagi imam untuk mempersiapkan diri sebelum memimpin shalat berjemaah.
Selain itu, mihrab juga menyimpan catatan sejarah penting karena telah mengalami berbagai renovasi dan pembaruan oleh kepala negara Muslim sepanjang sejarah. Renovasi lengkungan pada tahun 1404 H oleh Raja Fahad bin Abdul Aziz adalah salah satu contohnya ketika mihrab mulai kehilangan bentuk aslinya.
Kesimpulan
Mihrab Masjid Nabawi bukan hanya sekadar struktur fisik; ia merupakan simbol spiritualitas dan warisan sejarah yang tak terpisahkan dari identitas Masjid Nabawi. Dengan enam macam mihrab yang berbeda, setiap mihrab memiliki cerita dan makna unik dalam ritual shalat berjemaah di Madinah. Kunjungan ke Masjid Nabawi tidak hanya memberikan pengalaman religius tetapi juga kesempatan untuk mengagumi keindahan seni arsitektural serta sejarah yang kaya.