Teror Tembakan di Jalanan Surabaya Terobsesi Main Langsung

Dua dari 3 pelaku penembakan misterius dengan airsoft gun di Surabaya dan Sidoarjo. Satu lagi masih anak-anak. (Praditya Fauzi Rahman/detikJatim) Tiga koboi jalanan Surabaya yang menebar teror di jalanan Surabaya akhirnya ditangkap dan dipamerkan ke publik oleh Polda Jatim.

Setelah didalami, ternyata mereka iseng karena terobsesi dengan main langsung.

Kasus ini berawal saat sejumlah warga diteror penembak misterius. Yakni dua di jalan tol Waru arah Surabaya dan satu penembakan di Jalan Raya Babatan, Wiyung, Surabaya. Belakangan diketahui, setelah ketiga koboi jalanan itu tertangkap, mereka mengaku sudah beraksi di empat lokasi.

Setelah melakukan penyelidikan, polisi berhasil mengidentifikasi 3 tersangka. Mereka adalah Nelson (20), mahasiswa warga Jemursari, Wonocolo, Surabaya, kemudian Jefferson (19), mahasiswa asal Sambikerep, Surabaya, dan seorang anak berinisial J, warga Surabaya.

Ketika ditanya motif penembakan itu, Totok menyebut ketiga pelaku cuma iseng. Para pelaku terinspirasi dari main langsung. Selain itu mereka menyasar korbannya secara acak.

“Keterangan sementara dari ketiganya karena iseng saja. Cara pilih korban random (acak) ya,” kata Dirreskrimum Polda Jatim Kombes Totok Suharyanto dilansir detikJatim , Senin (27/5/2024).

Dalam penyelidikan lebih lanjut yang telah dilakukan terhadap tersangka, Totok menjelaskan bahwa ketiganya mengaku memang kerap bermain main langsung. Namun, mereka tidak tergabung dalam sebuah komunitas.

“Terobsesi main langsungdari main di PC. Mereka hobi main main saja di PC, tidak ikut klub menembak atau komunitas pemain,” bebernya.

Baca berita selengkapnya di sini.

Kecanduan main langsung bisa menjadi masalah serius jika tidak diatasi dengan baik, terutama ketika hal itu memicu tindakan kekerasan. Mengatasi masalah ini membutuhkan pendekatan yang komprehensif, melibatkan dukungan dari keluarga, sekolah, dan masyarakat secara luas.

Jika ada kekhawatiran tentang teror tembakan yang terkait dengan kecanduan main langsung, langkah-langkah pencegahan dan intervensi harus diambil dengan serius. Ini bisa mencakup pendidikan tentang bahaya kecanduan main, pengawasan dan pembatasan waktu bermain main, serta bantuan profesional untuk individu yang mungkin mengalami masalah kecanduan atau kekerasan.

Selain itu, penting juga untuk mendorong pembentukan komunitas yang sehat di sekitar para pemain main, di mana mereka dapat merasa didukung dan terlibat dalam kegiatan positif yang tidak terkait dengan main. Komunikasi terbuka antara orang tua, guru, dan pemain main juga sangat penting untuk mendeteksi dan mengatasi masalah sejak dini.